Teropong binokuler atau teropong adalah sepasang teleskop identik yang
simetris, dipasang side-by-side dan selaras untuk diarahkan ke suatu
titik pengamatan sama, yang memungkinkan pengunjung untuk menggunakan kedua mata (visi
binocular) saat
melihat obyek yang jauh. Sebagian besar ukuran teropong binokuler ditujukan
untuk dipegang menggunakan kedua tangan. Sebagian lagi berukuran kecil yang
digunakan untuk menonton bola atau pertunjukan panggung, adapula yang berukuran
besar untuk keperluan militer dan astronomi. Istilah yang sering digunakan
orang untuk teropong adalah , noc, noculars, bino dan bin.
Tidak seperti teleskop monokular (satu
tabung), teropong binokuler dapat menampilkan gambar tiga dimensi untuk objek dekat
dengan dua pemandangan (mata kiri dan mata kanan), diterima oleh masing-masing
mata dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Ini akan menghasilkan gambar yang
impresif dan tajam. Gambar yang lebih bagus dan pembesaran tinggi bisa
didapatkan dengan menggunakan teropong binokuler optik Keplerian, di mana
bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif diamati menggunakan lensa okuler (eyepiece) positif. Disain ini memiliki kelemahan yaitu
gambar terbalik. Tapi ada berbagai cara untuk memperbaiki kekurangan ini.
Teropong binokuler (teropong) terdiri atas tiga
desain optik dasar
yaitu, Prima Porro, Prisma roof, dan Prisma Porro Terbalik. Prisma Porro dan Prisma roof merupakan
teropong binokuler yang berukuran besar, sedangkan Prisma Porro terbalik adalah
teropong binokuler yang berukuran lebih kecil (compact).
Masing-masing disain memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
Teropong binokuler Prisma Porro
Nama teropong binokuler Prisma Porro berasal dari nama ahli optik
dari Italia yang bernama Ignasio Porro yang mematenkan alat yang berbentuk
kaca prisma, yang bisa digunakan untuk membalikkan gambar dari lensa objektif.
Prisma pembalik gambar ini disempurnakan oleh perusahaan pembuat lensa Carl
Zeiss pada tahun
1890. Kegunaan Prisma Porro dalam teropong binokuler adalah untuk membalikkan
gambar yang dihasilkan oleh lensa objektif (karena bayangan yang dihasilkan
oleh lensa objektif bayangan nyata dan terbalik). Dengan demikian akan
didapatkan gambar bayangan yang kembali tegak oleh lensa okuler (bayangan yang dibentuk
lensa okuler maya dan tegak, inilah bayangan yang kita amati dengan mata).
Mamfaat lain dari Prisma Porro pada teropong binokuler adalah untuk
memperpendek ukuran panjang teropong binokuler ;dengan cara membelok-belokkan
jalur cahaya, memberikan jarak antar eyepieces (lensa okuler) yang pendek
;sesuai dengan jarak antara kedua mata, dan jarak antar lensa objektif yang lebar ;untuk bisa menempatkan
lensa objektif berukuran besar.
Pada Prisma Porro jarak antara dua eyepieces (okuler)
lebih dekat dibandingkan dengan jarak antara dua lensa objektif. Bentuk dan
ukuran lebih besar, dan berat makin bertambah jika kekuatan lensa bertambah.
Pemfokusan pengamatan dilakukan dengan cara menggerakkan lensa okuler (eyepieces) maju-mundur dari luar yang dikenal dengan pemfokusan eksternal. Prisma Porro memiliki
lensa objektif besar, sehingga dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak, yang
dapat menghasilkan gambar yang lebih terang. Gambar yang lebih terang akan
menghasilkan tingkat pengamatan yang bagus. Prisma Porro tersedia dalam
berbagai model, mulai dari yang berharga murah, standar, sampai mahal.
Kekurangannya adalah mudah kemasukan air karena desain pemfokusan internal dari
lensa okuler yang bisa maju mundur.
Teropong binokuler Prisma roof
Teropong binokuler menggunakan prisma
roof mulai digunakan pada awal 1870-an oleh Achille Victor Emile Daubresse.
Teropong binokuler prisma roof
kebanyakan menggunakan Prisma Abbe-Koenig (dari nama Ernst Karl Abbeand Albert
Koenig) lalu dipatenkan oleh Carl Zeiss pada tahun 1905. Teropong
binokuler dengan model Prisma roof
berbentuk tabung yang lurus sehingga lensa objektif dan eyepieces (okuler) berada pada jalur tabung yang sama. Oleh karena
itu Teropong binokuler model ini mempunyai bentuk dan ukuran yang lebih ramping
dan lebih ringan dibandingkan model Prisma
Porro. Pemfokusan pengamatan dilakukan dengan menggerakkan lensa yang
berada di dalam tabung teropong binokuler (ini disebut juga denganpemfokusan internal),
tidak seperti teropong binokuler Prisma
Porro yang menggunakan pemfokusan eksternal. Kekurangan teropong binokuler prisma roof adalah gambar yang
dihasilkan tidak seterang model Prisma
Porro, karena ada sebagian cahaya yang hilang, disebabkan desain prisma roof menggunakan permukaan perak
yang mengurangi transmisi cahaya sebesar 12% sampai 15%. Desain prisma roof juga mempunyai jarak antar
prisma yang sangat kecil untuk mengatur keselarasan elemen optik . Hal ini
menambah biaya desain dimana produsen diharuskan untuk menggunakan bahan-bahan
yang berkualitas dan melakukan pemasangan setiap elemen optik pada tabung
teropong binokuler dengan presisi yang tinggi. Desain yang kompak dan presisi
ini, yang menyebabkan prisma roof
harganya lebih mahal dibanding dengan Prisma
Porro. Prisma roof menggunakan
sistem pemfokusan internal, jadi bisa dirancang sebagai teropong binokuler
tahan air.
Teropong binokuler Prisma Porro Terbalik
Pada teropong
binokuler model ini jarak antara eyepieces
dengan lensa objektif cukup besar, tapi ukuran dan beratnya lebih kecil. Teropong
binokuler ini menggunakan sistem pemfokusan internal
dengan lensa objektif yang lebih kecil dibanding dua model sebelumnya. Karena
lensa objektif kecil maka gambar yang dihasilkan kurang bagus, apalagi kalau
cahaya kurang memadai. Karena harga lebih murah dan disain lebih kecil maka
banyak yang memakai jenis ini untuk keperluan berwisata dan digunakan siang
hari yang cerah.
Beberapa istilah dalam
teropong binokuler
Perbesaran Teropong binokuler
Pada
badan Teropong binokuler akan dijumpai bilangan-bilangan dalam bentuk
perkalian, misalnya 7×35 atau 10×70 dan lain-lain. Bilangan yang pertama
menunjukkan perbesaran teropong (kekuatan lensa), misalnya 7x (dibaca “7 kali”)
berarti teropong binokuler akan membuat subyek yang muncul tujuh kali lebih
dekat daripada tanpa menggunakan teropong binokuler. Angka kedua adalah
diameter lensa obyektif dalam satuan milimeter, yang menentukan tingkat
kecerahan gambar yang dihasilkan teropong binokuler . Untuk melihat elang,
unggas air, dan burung pantai, yang cenderung terlihat pada jarak di daerah
yang relatif terbuka, biasanya digunakan teropong 10x.
Cahaya
yang datang dari objek yang diamati, berasal dari jarak yang cukup jauh. Cahaya
ini memasuki teropong melalui lensa objektif, bayangan dibalikkan oleh kaca
prisma dan diamati dengan lensa okuler (eyepieces).
Oleh karena itu ukuran fokus lensa objektif sangat berpengaruh dalam
menghasilkan terang atau tidaknya gambar yang dihasilkan. Makin besar fokus
lensa objektif makin banyak cahaya yang bisa masuk ke dalam teropong binokuler,
maka makin terang pula gambar yang dihasilkan. Teropong binokuler dengan ukuran
10×40, 10×50, 10×70 atau 10×80, memiliki kekuatan lensa dan perbesaran yang
sama yaitu 10x. Tapi gambar yang dihasilkan oleh teropong binokuler 10×80 jauh
lebih jelas dan bagus, karena ukuran lensa objektifnya yang lebih besar. Itulah
sebabnya teropong dengan lensa objektif besar bisa digunakan dengan baik pada
senja bahkan malam hari.
Exit pupil
Exit pupil (bukaan
pupil) adalah ukuran diameter kerucut (cone)cahaya dari lensa okuler (eyepieces) yang akan memasuki pupil
mata, untuk diteruskan ke lensa dan retina mata. Exit
pupil penting karena hanya cahaya yang bisa melewati exit pupil lah yang bisa diterima oleh retina
mata. Maka pada teropong binokuler, diameter cahaya yang dihasilkan oleh lensa
okuler harus sama atau sedikit lebih besar dibanding dengan diameter bukaan
pupil (exit pupil) mata
pengamat (exit pupil manusia normal adalah 7 mm yang berkurang dengan
bertambahnya usia). Jika diameter kerucut cahaya yang datang dari lensa okuler
lebih kecil dari exit pupil maka
cahaya yang bisa masuk ke retina mata jadi sedikit. Ini mengakibatkan
berkurangnya kecerahan dan ketajaman bayangan yang dihasilkan oleh teropong
binokuler. Pada siang hari yang terang pupil mata mengecil menjadi 3 mm, dimana
disini lebih cocok menggunakan teropong binokuler ukuran 7×21. Penggunaan
teropong binokuler ukuran 7×50 atau lebih besar, akan menyebabkan masalah dalam
pengamatan objek, dengan terlalu besarnya diameter kerucut cahaya yang keluar
dari lensa okuler, sementara exit pupil hanya 3 mm. Hal ini dapat dihindari
dengan mengubah posisi pengamatan ke tempat yang lebih redup cahaya
mataharinya, misalnya pengamat berpindah ke bawah pohon yang rindang.
Jadi teropong binokuler dengan exit pupil besar tidak selalu
menguntungkan, apalagi kalau digunakan pada siang hari yang terik. Banyak
pemakai teropong binokuler dengan exit pupil yang besar menunggu sampai cahaya
matahari redup baru melakukan pengamatan. Atau dengan cara membeli kedua jenis
teropong binokuler yaitu yang mempunyai exit pupil yang besar dan yang kecil
sekaligus.
Menghitung ukuran exit pupil
teropong binokuler dilakukan dengan cara membagi fokus lensa objektif dengan
kekuatan pembesaran. Misalnya, teropong 7X35 akan memiliki exit pupil 35 : 7 = 5mm, sedangkan 7×50 memiliki exit pupil 50 : 7 = 7,1 mm, yang
memberikan gambar lebih terang. Hindari teropong
binokuler dengan exit pupil kurang
dari 5mm, karena akan menghasilkan gambar yang redup, dan hanya bisa digunakan
dalam kondisi cahaya terang.
Kualitas
Lensa
Teropong binokuler dengan ukuran lensa objektif yang besar belum
tentu menghasilkan gambar yang bagus kalau kualitas lensa yang digunakan
teropong binokuler jelek. Jika seluruh lingkaran exit pupil sama terangnya atau tidak makin kabur makin kepinggir
berarti kualitas lensanya memenuhi syarat. Tapi jika hanya bagian pusat
lingkaran exit pupil saja yang terang, sementara bagian pinggirnya redup
berarti kualitas lensanya buruk.
Cahaya
yang memasuki lensa objektif melewati hingga delapan lembar kaca optik di
setiap tabung teropong binokuler. Pada setiap permukaan lensa dan prisma,
cahaya akan diteruskan, tapi ada beberapa persen cahaya yang dipantulkan (tidak
diteruskan). Lensa teropong binokuler yang berkualitas baik dilapisi dengan
lapisan antipantul non-reflective film yangmembantu meneruskan lebih dari
90% cahaya yang masuk melalui lensa objektif. Tanpa lapisan antipantul maka
teropong binokuler bisa kehilangan lebih kurang 60% dari cahaya yang masuk ke
lensa objektif. Teropong binokuler yang tidak dilapisi oleh lapisan anti-pantul
juga menimbulkan cahaya silau dari pantulan optik, dan ini cukup mangganggu
pengamatan objek. Oleh karena itu pilihlah teropong binokuler yang dilapisi
lapisan anti-pantul. Beberapa teropong binokuler yang berharga murah
kadang-kadang tidak dilengkapi dengan lapisan anti-pantul. Di sinilah harga
yang menjadi penentu, makin bagus lensa makin mahal harga teropong binokuler.
Resolusi optik
Kualitas dari kaca optik yang digunakan dalam pembuatan teropong
binokuler mempengaruhi resolusi (kemampuan untuk memisahkan benda yang
terlihat) dan ketajaman gambar. Kaca Optik yang berkualitas tinggi berharga
sangat mahal, begitu juga dengan penempatan lensa dan prisma di dalam tabung
binokuler, haruslah dilakukan dengan presisi yang tinggi dan oleh tenaga yang
berpengalaman. Teropong binokuler kualitas tinggi biasanya memiliki optik yang
sangat baik, menghasilkan gambar yang tajam di seluruh bidang pandang. Produsen
teropong binokuler yang berharga murah biasanya mengambil jalan pintas, dengan
menggunakan kaca berkualitas jelek, pemasangan lensa dan prisma yang
asal-asalan dan kualiti kontrol yang buruk. Untuk memeriksa resolusi optik dari
pusat-ke-tepi dari teropong binokuler adalah dengan cara memfokus teropong binokuler pada peta atau
koran ditempelkan ke dinding. Gunakan teropong binokuler pada jarak sekitar 6
meter dan lihat apakah Anda dapat membaca tulisan di kedua pusat dan tepi
bidang pandang.
Area pandang
Area pandang adalah lebar daerah yang dapat dilihat melalui teropong
binokuler. Hal ini biasanya dinyatakan sebagai lebar kaki area yang terlihat
pada 1.000 meter dari pengamat, namun beberapa produsen teropong binokuler
menyatakan area pandang dalam derajat. Semakin lebar bidang pandang, semakin
mudah untuk menemukan objek yang dicari dengan teropong binokuler. Teropong binokuler
dengan sudut pandang yang lebar (wide-angle) sangat
berguna untuk mengamati objek dengan ukuran yang kecil seperti burung. Teropong extra-wide-angle menampilkan area pandang yang lebih
luas, karena teropong ini menggunakan lensa lebih banyak dan lebih besar dalam
sistem optik teropong binokuler , tapi ini menyebabkan teropong binokuler
menjadi lebih mahal dan berat.
Keselarasan dan Daya Tahan
Teropong binokuler sebenarnya terdiri dari dua instrumen optik
yang terpisah, yaitu satu teropong untuk untuk setiap mata. Untuk itu
masing-masing teropong harus selaras. Maksudnya ketika teropong binokuler
digunakan, kedua belah pihak teropong (kiri dan kanan) harus fokus pada area
pandang yang sama. Namun pada teropong binokuler yang berharga murah goncangan
yang kuat sepertu jatuh dapat menyebabkan susunan optik dalam tabung teropong
binokuler jadi bergeser dari tempat semula sehingga teropong binokuler tidak
lagi selaras antara yang kiri dan yang kanan. Pada teropong yang tidak selaras,
akan terlihat gambar ganda ketika kedua mata dibuka, dan objek akan terlihat
kabur. Teropong binokuler yang sedikit kurang selaras bisa menjadi masalah yang
lebih buruk, karena mata menjadi tegang untuk melihat gambar yang berbeda
secara bersama-sama, ini bisa menyebabkan kelelahan pada mata sampai sakit
kepala.
Untuk
memeriksa keselarasan teropong Anda, cobalah tes sederhana ini:
Lihatlah
atap rumah dengan teropong binokuler, kemudian, terus melihat melalui eyepieces,
geser teropong binokuler sekitar delapan inci dari mata Anda. Jika teropong
berada dalam keselarasan, garis horizontal dari atap harus berada pada tingkat
yang sama di kedua bidang. Jika garis atap yang tidak sejajar ini artinya
teropong binokuler tidak selaras. Menyelaraskan teropong bukanlah pekerjaan
yang mudah, ini harus dilakukan oleh teknisi yang berpengalaman.
Daya tahan teropong binokuler
Teropong binokuler berharga murah lebih cenderung untuk berubah
jadi tidak selaras daripada Teropong binokuler yang berharga mahal, karena pada
teropong binokuler yang berkualitas prisma dan lensa dilem dengan kuat dalam
soket logam. Perubahan suhu atau bodi teropong binokuler yang tipis pada
teropong binokuler berharga murah, bisa menyebabkan binokolar dengan mudah
menjadi tidak selaras. Untuk itu lebih baik membeli teropong binokuler yang
berharga mahal tapi tahan lama daripada membeli yang murah namun cepat rusak.
Penggunaan kacamata
Tetaplah gunakan kacamata dalam mengamati objek dengan teropong
binokuler, karena dengan menggunakan kacamata akan lebih mudah untuk
memfokuskan teropong binokuler. Apalagi pada mata silindris, penggunaan
kacamata sangat penting untuk melihat objek dengan lebih baik.
Jarak mata dengan teropong binokuler(Eye
Relief)
Pada teropong model lama teropong binokuler
harus diletakkan sangat dekat pada mata, sehingga ini menjadi masalah pada
orang yang menggunakan kacamata. Tapi untuk teropong binokuler yang model baru
ini bisa diatasi dengan menerapkan fitur long eye relief, dimana optik mengarahkan titik fokus
jauh di belakang lensa mata sehingga mata pemakainya kaca-mata dapat melihat
dengan mudah. Eye Relief dari
sebuah Teropong binokuler biasanya dinyatakan dengan ukuran milimeter, Untuk
orang yang berkacamata sebaiknya menggunakan teropong dengan nilai Eye Relief antara 12 mm sampai 15mm.
Eyecups
Eyecups adalah bagian teropong binokuler yang dipasang pada eyepieces supaya mata tidak langsung bersentuhan
dengan lensa okuler, biasanya terbuat dari karet. Untuk orang yang tidak
berkacamata posisi eyecups harus dalam keadaan ditarik ke atas. Pada beberapa
teropong binokuler terdapat disain yang berbeda seperti dengan melipat eyecups
atau dengan sistim turn-and-lock .
Pilihlah teropong binokuler yang model eyecups nya sesuai dengan kenyamanan
anda.
Membersihkan teropong binokuler
Lap bagian logam sampai bersih. Bersihkan lensa menggunakan kain
pembersih lensa. Buanglah partikel-partikel seperti pasir atau debu yang
menempel pada lensa dengan menggunakan kuas yang halus dan lembut dalam keadaan
binokuler menghadap ke bawah,supaya pertikel jatuh ke bawah. Setelah partikel
dipastikan tidak ada lagi yang menempel pada lensa baru lah lensa dilap dengan
lembut menggunakan kain pembersih lensa. Lipat selembar pembersih lensa menjdi
empat lapisan. Hal ini untuk mencegah minyak dari jari-jari meresap kekaim dan
mengenai lensa. Usap lensa dengan gerakan memutar. Jika terdapat lapisan minyak
pada lensa, teteskan setetes cairan pembersih lensa pada kain pembersih dan
ulangi gerakan mengelap. Carilah kotoran pada semua optik internal dengan
memegang teropong ke arah cahaya dan melihat ke dalam lensa objektif. Jangan
pernah mencoba membuka teropong, karena ini bisa mengakibatkan keselarasan
teropong binokuler berubah. Untuk membersihkan bagian dalam dari teropong
binokuler harus dilakukan oleh teknisi khusus.
Merawat teropong binokuler
Selalu gantungkan teropong binokuler di leher apabila sedang
digunakan di lapangan. Jangan ayunkan teropong binokuler dengan tali saat Anda
berjalan. Teropong binokuler yang terbentur pada pohon atau batu atau terjatuh,
akan menyebabkkan keselarasan teropong binokuler berubah. Selalu selipkan
teropong di dalam jaket atau mengamankan mereka di bawah lengan ketika harus
melakukan manuver aktif seperti melompat melintasi selokan atau mendaki lereng
berbatu. Jangan pernah meletakkan teropong di kursi mobil, karena jika mobil
berhenti mendadak dapat menyebabkan binokuler terpental. Jangan pernah
meninggalkan teropong di mobil Anda, terutama pada hari yang panas, karena
cahaya matahari dapat melunakkan lapisan lensa, menyebabkan lapisan terkelupas
dari lensa. Lindungi teropong dari hujan, karena air dapat masuk ke dalam
tabung teropong binokuler. Jika teropong dipakai dalam cuaca berkabut tebal,
setelah sampai di rumah segera letakkan teropong binokuler di tempat yang
hangat dan kering, atau lebih baik lagi jika disimpan dalam wadah tertutup
berpengering silika gel. Biarkan beberapa hari, teropong binokuler akan segera
kering dengan sendirinya. Jika teropong jatuh ke air tawar, bawa teropong
binokuler ke tenaga profesional untuk dibersihkan sesegera mungkin untuk
menghindari karat. Jika teropong binokuler terjatuhkan ke dalam air garam,
bilas binokuler secara menyeluruh di air tawar, dalam kantong plastik, dan segera
bawa ke layanan profesional. Air garam dengan cepat dapat merusak teropong.
Kalibrasi teropong binokuler
Umumnya ada dua cara pengaturan fokus pada
teropong binokuler yaitu pemfokusan
utama dan pemfokusan
independen. Fokus Independen adalah pengaturan di mana dua
tabung teleskop yang difokuskan secara independen (terpisah) dengan
menyesuaikan lensa mata masing-masing. Teropong ini dirancang untuk penggunaan
medan berat, seperti aplikasi militer. Kebanyakan teropong binokuler mempunyai
roda fokus di tengah (fokus utama), yang memfokuskan masing-masing tabung
teropong (kiri & kanan) secara bersamaan. Eyepieces bagian kanan bisa
difokoskan secara indipenden (fokus independen) dengan cara memutar kearah
tanda positif dan negatif sesuai dengan kebutuhan. Ini diperlukan untuk
menutupi perbedaan ukuran minus atau plus nya mata kiri dan kanan. Untuk
mengkalibrasi teropong binokuler eyepeices kiri dan kanan, berdirilah pada
jarak 30 m dari objek yang akan diamati, pastikan jarak itu ada dalam jangkauan
teropong anda. Dekatkan teropong binokuler ke mata, sesuaikan jarak kedua
eyepieces dengan jarak antar mata kiri dan kanan. Amati objek, gerakkan tabung
teropong binokuler sampai kedua gambar yang terlihat berhimpit jadi satu. Jika
gambar masih tidak menyatu mungkin ada masalah pada teropong, mungkin
teropongnya tidak selaras.Tutup objektif teropong binokuler kanan dengan
penutup lensa, amati objek, fokuskan dengan memutar roda tengah (fokus utama)
sampai objek terlihat dengan jelas. Tutup lensa sebelah kiri dan buka tutup
lensa sebelah kanan, amati objek, kalau belum fokus, putar eyepieces(fokus
independen) sebelah kanan sampai objek fokus sempurna. Setelah itu lepaskan
kedua penutup lensa, Proses kalibrasi selesai. Teropong binokuler yang
sudah selasai dikalibrasi sudah dapat digunakan. Sekarang untuk memfokuskan
teropong binokuler cukup hanya memutar roda bagian tengah, jangan memutar
eyepieces sebelah kanan, karena akan mengubah kalibrasi. Kalibrasi dilakukan
untuk setiap pengguna yang berbeda.
Penulis
: Drs. Mahdia, Apt.
(dari
berbagai sumber)
Teropong binokuler atau teropong adalah sepasang teleskop identik yang
simetris, dipasang side-by-side dan selaras untuk diarahkan ke suatu
titik pengamatan sama, yang memungkinkan pengunjung untuk menggunakan kedua mata (visi
binocular) saat
melihat obyek yang jauh. Sebagian besar ukuran teropong binokuler ditujukan
untuk dipegang menggunakan kedua tangan. Sebagian lagi berukuran kecil yang
digunakan untuk menonton bola atau pertunjukan panggung, adapula yang berukuran
besar untuk keperluan militer dan astronomi. Istilah yang sering digunakan
orang untuk teropong adalah , noc, noculars, bino dan bin.
Tidak seperti teleskop monokular (satu
tabung), teropong binokuler dapat menampilkan gambar tiga dimensi untuk objek dekat
dengan dua pemandangan (mata kiri dan mata kanan), diterima oleh masing-masing
mata dari sudut pandang yang sedikit berbeda. Ini akan menghasilkan gambar yang
impresif dan tajam. Gambar yang lebih bagus dan pembesaran tinggi bisa
didapatkan dengan menggunakan teropong binokuler optik Keplerian, di mana
bayangan yang terbentuk oleh lensa objektif diamati menggunakan lensa okuler (eyepiece) positif. Disain ini memiliki kelemahan yaitu
gambar terbalik. Tapi ada berbagai cara untuk memperbaiki kekurangan ini.
Teropong binokuler (teropong) terdiri atas tiga
desain optik dasar
yaitu, Prima Porro, Prisma roof, dan Prisma Porro Terbalik. Prisma Porro dan Prisma roof merupakan
teropong binokuler yang berukuran besar, sedangkan Prisma Porro terbalik adalah
teropong binokuler yang berukuran lebih kecil (compact).
Masing-masing disain memiliki berbagai kelebihan dan kekurangan.
Teropong binokuler Prisma Porro
Nama teropong binokuler Prisma Porro berasal dari nama ahli optik dari Italia yang bernama Ignasio Porro yang mematenkan alat yang berbentuk kaca prisma, yang bisa digunakan untuk membalikkan gambar dari lensa objektif. Prisma pembalik gambar ini disempurnakan oleh perusahaan pembuat lensa Carl Zeiss pada tahun 1890. Kegunaan Prisma Porro dalam teropong binokuler adalah untuk membalikkan gambar yang dihasilkan oleh lensa objektif (karena bayangan yang dihasilkan oleh lensa objektif bayangan nyata dan terbalik). Dengan demikian akan didapatkan gambar bayangan yang kembali tegak oleh lensa okuler (bayangan yang dibentuk lensa okuler maya dan tegak, inilah bayangan yang kita amati dengan mata). Mamfaat lain dari Prisma Porro pada teropong binokuler adalah untuk memperpendek ukuran panjang teropong binokuler ;dengan cara membelok-belokkan jalur cahaya, memberikan jarak antar eyepieces (lensa okuler) yang pendek ;sesuai dengan jarak antara kedua mata, dan jarak antar lensa objektif yang lebar ;untuk bisa menempatkan lensa objektif berukuran besar.
Pada Prisma Porro jarak antara dua eyepieces (okuler) lebih dekat dibandingkan dengan jarak antara dua lensa objektif. Bentuk dan ukuran lebih besar, dan berat makin bertambah jika kekuatan lensa bertambah. Pemfokusan pengamatan dilakukan dengan cara menggerakkan lensa okuler (eyepieces) maju-mundur dari luar yang dikenal dengan pemfokusan eksternal. Prisma Porro memiliki lensa objektif besar, sehingga dapat mengumpulkan cahaya lebih banyak, yang dapat menghasilkan gambar yang lebih terang. Gambar yang lebih terang akan menghasilkan tingkat pengamatan yang bagus. Prisma Porro tersedia dalam berbagai model, mulai dari yang berharga murah, standar, sampai mahal. Kekurangannya adalah mudah kemasukan air karena desain pemfokusan internal dari lensa okuler yang bisa maju mundur.
Teropong binokuler Prisma roof
Teropong binokuler menggunakan prisma
roof mulai digunakan pada awal 1870-an oleh Achille Victor Emile Daubresse.
Teropong binokuler prisma roof
kebanyakan menggunakan Prisma Abbe-Koenig (dari nama Ernst Karl Abbeand Albert
Koenig) lalu dipatenkan oleh Carl Zeiss pada tahun 1905. Teropong
binokuler dengan model Prisma roof
berbentuk tabung yang lurus sehingga lensa objektif dan eyepieces (okuler) berada pada jalur tabung yang sama. Oleh karena
itu Teropong binokuler model ini mempunyai bentuk dan ukuran yang lebih ramping
dan lebih ringan dibandingkan model Prisma
Porro. Pemfokusan pengamatan dilakukan dengan menggerakkan lensa yang
berada di dalam tabung teropong binokuler (ini disebut juga denganpemfokusan internal),
tidak seperti teropong binokuler Prisma
Porro yang menggunakan pemfokusan eksternal. Kekurangan teropong binokuler prisma roof adalah gambar yang
dihasilkan tidak seterang model Prisma
Porro, karena ada sebagian cahaya yang hilang, disebabkan desain prisma roof menggunakan permukaan perak
yang mengurangi transmisi cahaya sebesar 12% sampai 15%. Desain prisma roof juga mempunyai jarak antar
prisma yang sangat kecil untuk mengatur keselarasan elemen optik . Hal ini
menambah biaya desain dimana produsen diharuskan untuk menggunakan bahan-bahan
yang berkualitas dan melakukan pemasangan setiap elemen optik pada tabung
teropong binokuler dengan presisi yang tinggi. Desain yang kompak dan presisi
ini, yang menyebabkan prisma roof
harganya lebih mahal dibanding dengan Prisma
Porro. Prisma roof menggunakan
sistem pemfokusan internal, jadi bisa dirancang sebagai teropong binokuler
tahan air.
No comments:
Post a Comment