Thursday, October 17, 2013

Memilih Teropong Binokuler Untuk Mengamati Burung



Ada banyak pertimbangan yang harus dipikirkan dalam memilih teropong untuk mengamati burung. Untuk mengamati burung di pinggir pantai atau pinggir danau tidak akan sama dengan mengamati burung di dalam hutan belantara. Sebuah teropong dengan sfesifikasi tertentu mungkin akan baik untuk pengamatan yang dilakukan di pantai dan pinggir danau, tapi belum tentu memberikan hasil yang memuaskan kalau di bawa ke hutan belantara.


Pertama yang harus diperhatikan adalah fitur penting apa saja yang diperlukan untuk mengamati burung, setelah itu barulah memilih teropong yang mempunyai fitur sesuai dengan yang diinginkan. Syukur-syukur kalau semua fitur yang diinginkan ada dalam teropong yang akan di beli. Dan tentunya yang paling penting mempertimbangkan berapa anggaran yang  tersedia untuk belanja teropong.

Pembesaran Teropong yang Ideal Untuk Mengamati  Burung
Semakin dekat bayangan yang dihasilkan sebuah teropong semakin bagus dan detil objek yang dapat diamati oleh seorang pemakai binokuler(teropong). Inilah alasan orang menilai bahwa makin tinggi perbesaran sebuah teropong atau kemampuan “zoom” nya, makin bagus sebuah teropong. Akhirnya perbesaran sebuah teropong pun menjadi acuan untuk memilih sebuah teropong.

Perbesaran teropong yang lebih besar tidak selalu lebih baik
Ada beberapa kelemahan teropong dengan tingkat perbesaran yang tinggi yaitu, field of view(bidang pandang) yang sempit, kemampuan memfokuskan yang kurang, gambar yang dihasilkan kurang terang, dan yang paling bermasalah adalah susahnya menjaga kestabilan bayangan yang yang dihasilkan oleh teropong, karena field of view yang kecil. Untuk itu meminimalisir masalah diatas bisa dilakukan beberapa hal seperti menggunakan tripod, atau membeli sebuah teropong yang sudah dilengkapi dengan image stabilizer
Binokuler dengan perbesaran 8x sampai 10x merupakan binokuler yang paling banyak dipilih oleh seorang pengamat burung karena beberapa alasan yaitu:
a. Bidang pandang (field of view) yang cukup luas
Pada saat mengamati seekor burung yang berada di pohon yang tinggi pada jarak yang cukup jauh, maka objek akan dengan mudah ditangkap oleh teropong, tanpa harus menggerak-gerakan teropong kesana kemari untuk menemukan objek, karena field of view yang luas. Apalagi kalau mengamati burung sedang terbang, binokuler dengan field of view yang luas akan sangat membantu.Dan kekurangan dari binokuler dengan perbesaran kecil ini tentu saja objek yang terlihat lebih kecil dari binokuler dengan perbesaran diatas 10x.
b. Stabilitas gambar lebih baik
Binokuler dengan perbesaran yang tinggi tidak selalu lebih baik dalam mengamati burung. Bayangan yang dihasilkan oleh binokuler dengan perbesaran 10x akan lebih mudah bergoyang karena gerakan tangan yang sangat kecil. Goyangan tangan 1 mm akan menyebabkan goyangan gambar 10 mm pada binokuler dengan perbesaran 10x.  Itulah sebabnya kebanyakan pengamat burung lebih memilih binokuler dengan perbesaran 8x dibandingkan 10x.
c. Baik digunakan untuk orang yang berkacamata
Bagi orang berkacamata jarak antara mata dan lensa okuler cukup besar, ini membutuhkan teropong yang mempunyai fitur "jarak mata dengan lensa okuler" (eye relief) yang cukup panjang. Makin besar perbesaran sebuah teropong makin pendek eye relif nya. Maka teropong dengan perbesaran 8x akan lebih baik digunakan oleh orang berkacamata dibanding dengan perbesaran 15x atau 20x.
Kesimpulannya teropong 8x atau 10x akan bekerja dengan baik pada sebagian besar medan dan dalam berbagai macam situasi, daerah hutan, pantai, danau atau padang terbuka. Gambar cenderung lebih cerah dengan bidang pandang (field of view) yang lebih luas daripada teropong dengan perbesaran tinggi. Dengan semakinnya lebar bidang pandang membuat teropong lebih mudah untuk mengikuti burung bergerak cepat serta menemukan bayangan burung dari jarak yang cukup jauh.
Teropong binokuler dengan perbesaran 10x atau yang lebih, akan menghasilkan bayangan yang lebih detil dan baik untuk burung dengan ukuran besar seperti burung elang, bangau dan lain-lain. Burung burung ini cenderung berada di tempat terbuka dan pergerakannya relatif lambat, sehingga ukuran field of view yang sempit tidak menjadi masalah. 
Field of view adalah luas bidang pandang yang bisa terlihat apabila menggunakan teropong binokuler. Pada umumnya bagi sebagian besar pengamat burung ukuran field of view yang luas lebih menjadi pertimbangan utama untuk memilih teropong binokuler, disamping tingkat perbesaran teropong tentunya.  Ini karena dengan field of view lebar akan membuat mereka lebih mudah untuk menemukan objek berukuran kecil atau sedang yang bergerak cepat.
Teropong binokuler dengan perbesaran rendah mempunyai bidang pandang yang lebih luas, tapi sebuah bidang pandang yang terlalu luas kadang-kadang bisa mengakibatkan distorsi pada tepi gambar terutama pada teropong yang kurang berkualitas.

Kepraktisan dan kecepatan pemfokusan
Untuk meneropong subjek yang bergerak cepat maka diperlukan kepraktisan dan kecepatan tangan dalam memfokuskan sebuah objek. Hal ini karena tidak tersedia banyak waktu untuk mengamati burung yang sedang terbang dengan cepat. Jadi kalau proses pemfokusan tidak cepat maka akan kehilangan momen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepraktisan dan kecepatan dalam memfokuskan sebuah objek,
a. Roda fokus
Dalam memutar roda fokus untuk mencapai fokus yang sempurna biasanya dilakukan secara intuitif dan sesederhana. Pengamat pelan-pelan akan mendekati ketajaman gambar yang maksimum kemudian akan kembali mulai kabur jika pemutaran roda fokus dilanjutkan. Roda harus berputar dengan mulus dari awal  sampai akhir putaran. Jika terdapat perubahan yang tidak teratur (loncatan) dari proses perubahan menuju ketajaman gambar (fokus), maka kualitas dari teropong binokular secara keseluruhan tentu dipertanyakan. Roda fokus tidak boleh keras kalau diputar serta harus memiliki permukaan tidak licin (nonslip) , sehingga ujung jari memberikan umpan balik yang tepat atas informasi yang diberikan oleh otak. Roda fokus juga harus cukup besar dan menjorok keluar sehingga mudah diraih oleh jari-jari walaupun menggunakan sarung tangan.
b. Mekanisme Pemfokusan
Kebanyakan teropong menggunakan gigi fokus dengan kecepatan tetap, disamping ada sebagian kecil binokuler yang mempunyai gigi fokus dengan kecepatan berbeda pada ujung-ujung pemfokusannya, tapi ini sangat tidak umum dijumpai.
c. Gigi fokus dengan rasio tinggi
Teropong dengan Gigi fokus dengan rasio tinggi mempunyai rentang putaran roda yang kurang dari 360o untuk fokus jarak terdekat ke fokus jarak terjauh. Keuntungan binokuler jenis ini adalah proses pemfokusan lebih cepat, karena rentang putaran roda kurang dari 360o . Ini berguna dalam situasi yang memerlukan perubahan fokus yang cepat misalnya waktu melihat burung dalam jumlah banyak dalam jarak yang berbeda di pantai atau di danau. Kekurangannya adalah teropong binokular ini adalah lebih sulit untuk mengontrol jari saat memutar roda dan berhenti pada saat yang tepat dalam mendapatkan bayangan yang tajam.
d. Gigi fokus dengan rasio rendah
Teropong binokuler dengan rasio gigi rendah mempunyai rentang putaran roda yang lebih dari 360o untuk fokus jarak terdekat ke fokus jarak terjauh. Kelebihan dari teropong binokuler ini adalah jari-jari lebih mudah menemukan titik fokus yang tepat (penyesuaian mikro) sehingga menghasilkan gambar yang tajam, tanpa harus bolak-balik memutar roda fokus utama. Ini berguna untuk mengamati  burung yang sedang terbang sendirian, atau yang sedang hinggap di pohon atau ditanah. Kekurangannya tentu saja proses pemfokusan jadi lambat karena harus memutar roda dalam rentang sudut putaran yang cukup besar.
e. Gigi fokus dengan rasio medium(menengah)
Teropong binokuler dengan rasio gigi rendah mempunyai rentang putaran roda antara satu setengah sampai dua putaran untuk fokus jarak terdekat ke fokus jarak terjauh. Ini adalah binokuler yang terbanyak dipilih oleh para pengamat burung, karena tidak terlalu sulit untuk mendapatkan fokus yang tepat dan tidak terlalu lama untuk memfokuskan benda pada jarak yang berbeda.
f. Fokus tetap (Fixed Focus)
Teropong dengan fokus tetap (yang kadang-kadang keliru disebut sebagai teropong auto focus, atau kadang-kadang sedikit lebih tepat disebut sebagai teropong focus free atau selalu fokus, memiliki field of view yang sangat besar. Pengaturan fokus hanya diperlukan sekali saja, selanjutnya bisa digunakan sampai jarak jauh tak berhingga.Keuntungan dari teropong binokuler ini adalah, tidak perlu repot-repot lagi mengatur fokus untuk setiap pengamatan pada jarak yang berbeda. Kekurangannya pengamatan yang didapat tidak akan sejelas apabila memakai teropong binokuler biasa.

Ukuran dan Berat Teropong binokuler untuk Pengamat Burung


1. Teropong binokuler Compact/Ringan
Teropong binokuler ini adalah teropong yang dirancang untuk berat dan ukuran yang kecil digolongkan sebagai Binokuler Prisma Porro Terbalik. Kebanyakan jenis teropong binokuler ini  memiliki lensa obyektif antara 25mm sampai 28mm. Kelebihan dari sebuah teropong binokuler ringan dan kompak adalah jauh lebih mudah untuk membawa sepanjang hari karena ukuran yang kecil dan ringan. Teropong binokuler yang berukuran kecil dan ringan bisa dibawa kapan saja dan tidak membutuhkan tempat khusus, cukup dikantongi saja, sehingga kapanpun burung mungkin terlihat,pengamat burung bisa segera menggunakannya. Kelemahan teropong binokuler jenis ini adalah lensa objektif yang lebih kecil, sehingga tidak dapat mengumpulkan cahaya sebanyak teropong binokuler dengan lensa yang lebih besar, sehingga tidak bisa menghasilkan gambar yang lebih cerah terutama dalam kondisi cahaya yang redup.

2. Teropong Binokuler Standar (full size binoculars)
Teropong Binokuler Standar (full size binoculars)adalah teropong binokuler yang paling umum digunakan, digolongkan sebagai Binokuler Prisma Porro(www.tanyaprmu.wordpresscom), memiliki lensa obyektif antara sekitar 42mm. Teropong ini lebih besar dan lebih berat (kurang lebih 1 kg) dan mungkin lebih sulit untuk membawanya, tidak bisa dimasukkan ke dalam kantong karena ukurannya yang relatif besar. Tapi bagi sebagian pengamat burung ini bukan masalah karena binokuler ini jauh lebih baik dari Binokuler Compact. Kelebihan-kelebihan tersebut adalah:

a. Gambar yang dihasilkan cukup terang. 
Semua teropong 8X42 mempunyai exit pupil 5.25mm (42mm / 8 = 5.25mm). Exit pupil adalah diameter kerucut cahaya yang keluar dari lensa okuler (eyepieces) dan memasuki mata melalui pipul mata. Karena ukuran fokus lensa objektif lebih besar, maka diameter kerucut cahaya (exit pupil)yang dihasilkan akan lebih besar pula. Ini menyebabkan cahaya yang masuk ke dalam mata lebih banyak, sehingga gambar yang terlihat lebih terang, terutama pada waktu senja dan malam hari. Rata-rata pupil mata orang berusia  muda melebar menjadi sekitar 7mm dalam kegelapan. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan pupil mata untuk membesar secara bertahap berkurang, sehingga dengan exit pupil 5.25mm dapat meloloskan semua cahaya yang datang dari lensa okuler ke dalam mata.Oleh ukuran lensa objektif 42 mm cocok untuk semua usia maupun kundisi cahaya, serta kompromi yang tepat antara kecerahan gambar yang didapat dengan berat teropong binokuler. Di siang hari, pupil mata berkontraksi sekitar 3mm, sebagian besar kerucut cahaya yang keluar dari teropong akan jatuh di luar pupil dan tidak  masuk ke mata. Itulah sebabnya  teropong binokuler dengan exit pupil yang besar tidak selalu memberikan gambar yang cerah.

b. Mudah digunakan.
Sebuah teropong binokuler dengan exit pupil yang lebih besar dari pupil mata kadang-kadang berguna, karena lebih mudah untuk memposisikan pupil mata terhadap kerucut cahaya yang keluar dari lensa okuler. Ini sangat membantu untuk meminimalisasi tangan gemetar atau pada platform yang bergerak seperti perahu dan mobil .

c. Resolusi gambar lebih besar
Pada dua buah teropong binokuler dengan spesifikasi yang sama, maka teropong binokuler dengan lensa objektif yang lebih besar akan memberikan tingkat kecerahan yang lebih tinggi, tapi ini menyebabkan ukuran dan berat teropong binokuler bertambah. Berapa banyak resolusi yang dibutuhkan tergantung pada seberapa kali perbesaran sebuah teropong binokuler. Untuk teropong binokuler dengan perbesaran 8x atau 10x, lensa objektif dengan fokus 42mm  memberikan resolusi yang tinggi dan tidak melampaui kemampuan mata untuk melihatnya. Alasan beberapa orang untuk memilih lensa objektif yang lebih besar lagi untuk meningkatkan resolusi tidak tepat, kecuali untuk penggunaan khusus di malam hari yang miskin cahaya atau untuk keperluan teropong bintang.

d. Handling dengan menggunalan tangan lebih mudah dan stabil.
Teropong binokular yang berat (selama tangan masih enak dipegang dengan tangan) lebih stabil terhadap gerakan dibanding dengan teropong binokuler yang kecil dan ringan.

3. Teropong binokuler ukuran sedang
Teropong binokuler ukuran sedang biasanya dirancang dengan teknologi prisma roof sehingga digolongkan sebagai Binokuler Prisma Roof (www.tanyaprmu.wordpress.com). Untuk sebagian orang teropong binokuler ini merupakan kompromi yang ideal antara berat teropong dengan kualitas gambar yang dihasilkan. Teropong binokuler jenis ini memiliki ukuran lensa objektif sekitar 32mm, menjadikan teropong ini mempunyai ukuran dan yang tidak sebesar teropong binokuler standar tapi memiliki perbesaran yang cukup untuk melihat objek dari berbagai kebutuhan dan kondisi cahaya. Desain yang kompak dan presisi ini menyebabkan harga teropong binokuler prisma roof lebih mahal dibanding prisma porro (teropong binokuler standar). Kelebihan lain dari teropong binokuler prisma roof adalah tahan air karena menggunakan sistem pemfokusan internal.

Eye relief atau jarak lensa okuler ke bola mata
Hal ini sangat penting bagi pengamat burung yang menggunakan kacamata dan ingin tetap memakainya sewaktu menggunakan teropong. Pada dasarnya eye relief yang tepat, memberikan area pandang yang lebih besar,oleh karena itu pengaturan  eyecups pada teropong dapat digunakan untuk memastikan bahwa mata berada pada jarak yang benar dari teropong binokuler.Tetapi pada pengamat yang berkacamata, mereka tidak bisa mendekatkan mata pada lensa, sehingga diperlukan pengaturan eyecups yang berbeda untuk memastikan bahwa mata telah berada pada jarak yang benar. Jadi untuk pemakai kacamata harus mencari teropong dengan eye relief kira-kira 15 mm untuk melihat gambar secara sempurna. Kekurangan teropong binokuler dengan eye relief yang besar adalah berkurangnya ukuran field of view dari teropong binokular. 
Eyecups adalah bagian dari teropong binokuler yang terdapat pada lensa okuler yang berguna untuk mengatur panjang eye relief sebuah teropong binokuler. Eyecups juga berguna untuk menahan cahaya yang masuk dari samping lensa okuler yang bisa mengganggu pengamatan. Eyecups ada yang terbuat dari karet dan dapat menggulung ke bawah. Kalau pengamat menggunakan kacamata maka karet eyecups harus digulung ke bawah. Kekurangan eyecups jenis ini adalah mudah robek karena terlalu sering digulung ke bawah dan dinaikkan ke atas. Eyecups jenis lain adalah Eyecups jenis yang digeser-geser, namun kelemahannya adalah sulit untuk stabil di tempat. Eyecups jenis ketiga adalah Eyecups yang memutar naik turun, inilah eyecups yang paling banyak digunakan pada teropong binokuler karena paling bagus dibandingkan yang dua di atas.

Anti-kabut dan Anti-air
Teropong binokuler yang paling banyak dicari adalah teropong binokuler yang bisa bertahan jika dipakai pada kelembaban tinggi bahkan untuk berhujan-hujan. Teropong binokuler ini yang disegel dengan baik bahkan dengan segel o-ring akan mencegah uap air, debu dan kotoran memasuki bagian dalam dari teropong binokuler.  Semua udara internal teropong binokuler ini telah diganti dengan gas kering yang akan melindungi bagian dalam teropong binokuler jamur atau korosi.

Lapisan antipantul/ antirefleksi


Kebanyakan teropong binokuler yang diproduksi saat ini sudah dilengkapi dengan dengan semacam pelapis anti-reflektif pada lensa yang membantu transmisi cahaya. Lapisan anti-reflektif memberikan perbedaan yang sangat besar pada kecerahan gambar yang dihasilkan. Sering terjadi pada teropong binokuler dengan lensa objektif lebih kecil tapi dengan kualitas lapisan anti-refleksi tinggi, dapat mengungguli teropong binokuler dengan lensa objektif jauh lebih besar tetapi dengan pelapis lensa berkualitas rendah atau tanpa pelapis sama sekali.

Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas perhatikan tabel di bawah ini,

Jenis binokuler
Tiap satu permukaan lensa
10 permukaan lensa dan prisma
Tanpa pelapis
96 %
66%
Single layer coating
98,5%
86%
Multi layer coating
99,5%
95%


 "Coated (Dilapisi)" berarti teropong binokuler mempunyai lapisan tunggal antirefleksi  pada beberapa elemen lensa saja biasanya pada lensa luar saja yang terlihat oleh pembeli. "Full Coated (Sepenuhnya Dilapisi)" berarti bahwa permukaan lensa ataupun prisma telah dilapisi, ini adalah teropong binokuler yang berkulitas bagus. "Multi-Coated" berarti bahwa semua lensa dan prisma sudah dilapisi dan setidaknya beberapa permukaan lensa (sekali lagi, biasanya yang pertama dan terakhir) memiliki beberapa lapisan antirefleksi. Sebuah lapisan multilayer bisa mengurangi cahaya yang dipantulkan, yang tidak dapat dihilangkan dengan lapisan single-layer, serta meningkatkan transmisi cahaya. Teropong binokuler ini adalah binokuler berkualitas tinggi dan biasanya mahal harganya. Yang paling bagas adalah "Fully Multi-Coated" berarti bahwa semua permukaan lensa dan prisma telah dilapisi beberapa lapisan pelapis antireflesi, dan inilah teropong binokuler yang paling diinginkan oleh setiap pengamat burung. Binokuler ini sangat jarang ada di pasaran, karena harganya yang sangat mahal untuk ukuran sebuah teropong.
Ditulis oleh Drs. Mahdia, Apt
Dari berbagai sumber

No comments:

Post a Comment