Ada banyak
pertimbangan yang harus dipikirkan dalam memilih teropong untuk mengamati
burung. Untuk mengamati burung di pinggir pantai atau pinggir danau tidak akan
sama dengan mengamati burung di dalam hutan belantara. Sebuah teropong dengan
sfesifikasi tertentu mungkin akan baik untuk pengamatan yang dilakukan di
pantai dan pinggir danau, tapi belum tentu memberikan hasil yang memuaskan kalau di bawa ke hutan belantara.
Pertama yang harus diperhatikan adalah fitur penting apa saja yang diperlukan untuk mengamati burung, setelah itu
barulah memilih teropong yang mempunyai fitur sesuai dengan yang diinginkan. Syukur-syukur kalau semua fitur yang diinginkan ada dalam teropong yang akan di beli. Dan tentunya yang paling penting mempertimbangkan berapa anggaran
yang tersedia untuk belanja teropong.
Pembesaran
Teropong yang Ideal Untuk Mengamati
Burung
Semakin dekat
bayangan yang dihasilkan sebuah teropong semakin bagus dan detil objek yang
dapat diamati oleh seorang pemakai binokuler(teropong). Inilah alasan orang menilai bahwa
makin tinggi perbesaran sebuah teropong atau kemampuan “zoom” nya, makin bagus
sebuah teropong. Akhirnya perbesaran sebuah teropong pun menjadi acuan untuk
memilih sebuah teropong.
Perbesaran teropong yang lebih besar tidak selalu lebih baik
Ada beberapa
kelemahan teropong dengan tingkat perbesaran yang tinggi yaitu, field of view(bidang pandang) yang
sempit, kemampuan memfokuskan yang kurang, gambar yang dihasilkan kurang
terang, dan yang paling bermasalah adalah susahnya menjaga kestabilan bayangan
yang yang dihasilkan oleh teropong, karena field
of view yang kecil. Untuk itu meminimalisir masalah diatas bisa dilakukan
beberapa hal seperti menggunakan tripod, atau membeli sebuah teropong yang
sudah dilengkapi dengan image stabilizer.
Binokuler dengan perbesaran 8x sampai 10x merupakan binokuler yang paling
banyak dipilih oleh seorang pengamat burung karena beberapa alasan yaitu:
a. Bidang
pandang (field of view) yang cukup luas.
Pada saat mengamati seekor burung yang berada
di pohon yang tinggi pada jarak yang cukup jauh, maka objek akan dengan mudah
ditangkap oleh teropong, tanpa harus menggerak-gerakan teropong kesana kemari
untuk menemukan objek, karena field of
view yang luas. Apalagi kalau mengamati burung sedang terbang, binokuler
dengan field of view yang luas akan
sangat membantu.Dan kekurangan dari binokuler dengan perbesaran kecil ini tentu
saja objek yang terlihat lebih kecil dari binokuler dengan perbesaran diatas
10x.
b. Stabilitas
gambar lebih baik
Binokuler dengan perbesaran yang tinggi tidak
selalu lebih baik dalam mengamati burung. Bayangan yang dihasilkan oleh
binokuler dengan perbesaran 10x akan lebih mudah bergoyang karena gerakan tangan yang sangat kecil. Goyangan tangan 1 mm akan menyebabkan goyangan gambar 10 mm
pada binokuler dengan perbesaran 10x. Itulah sebabnya kebanyakan pengamat burung
lebih memilih binokuler dengan perbesaran 8x dibandingkan 10x.
c. Baik
digunakan untuk orang yang berkacamata
Bagi orang berkacamata jarak antara mata dan
lensa okuler cukup besar, ini membutuhkan teropong yang mempunyai fitur "jarak mata dengan lensa okuler" (eye relief) yang cukup panjang. Makin
besar perbesaran sebuah teropong makin pendek eye relif nya. Maka teropong
dengan perbesaran 8x akan lebih baik digunakan oleh orang berkacamata dibanding dengan perbesaran 15x atau 20x.
Kesimpulannya teropong 8x atau 10x akan bekerja dengan baik pada sebagian besar
medan dan dalam berbagai macam situasi, daerah hutan, pantai, danau atau padang
terbuka. Gambar cenderung lebih cerah dengan bidang pandang (field of view)
yang lebih luas daripada teropong dengan perbesaran tinggi. Dengan semakinnya lebar
bidang pandang membuat teropong lebih mudah untuk mengikuti burung
bergerak cepat serta menemukan bayangan burung dari jarak yang cukup jauh.
Teropong binokuler dengan perbesaran 10x atau yang
lebih, akan menghasilkan bayangan yang lebih detil dan baik untuk burung dengan
ukuran besar seperti burung elang, bangau dan lain-lain. Burung burung ini
cenderung berada di tempat terbuka dan pergerakannya relatif lambat, sehingga
ukuran field of view yang sempit
tidak menjadi masalah.
Field of
view adalah luas bidang pandang yang bisa terlihat apabila
menggunakan teropong binokuler. Pada umumnya bagi sebagian besar pengamat burung ukuran
field of view yang luas lebih menjadi pertimbangan utama untuk memilih teropong binokuler, disamping tingkat perbesaran teropong tentunya. Ini karena dengan field of view lebar akan membuat mereka lebih mudah untuk menemukan objek berukuran kecil atau sedang yang bergerak cepat.
Teropong binokuler dengan perbesaran rendah mempunyai bidang pandang yang lebih luas, tapi sebuah bidang pandang yang
terlalu luas kadang-kadang bisa mengakibatkan distorsi pada tepi gambar
terutama pada teropong yang kurang berkualitas.
Kepraktisan
dan kecepatan pemfokusan
Untuk meneropong subjek yang bergerak cepat
maka diperlukan kepraktisan dan kecepatan tangan dalam memfokuskan sebuah
objek. Hal ini karena tidak tersedia banyak waktu untuk mengamati burung yang
sedang terbang dengan cepat. Jadi kalau proses pemfokusan tidak cepat maka akan
kehilangan momen. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kepraktisan dan kecepatan dalam memfokuskan sebuah objek,
a. Roda
fokus
Dalam memutar roda fokus untuk mencapai fokus yang sempurna biasanya dilakukan secara intuitif dan sesederhana. Pengamat pelan-pelan akan mendekati ketajaman gambar yang maksimum kemudian akan kembali
mulai kabur jika pemutaran roda fokus dilanjutkan. Roda harus berputar dengan mulus dari awal sampai akhir putaran. Jika terdapat perubahan
yang tidak teratur (loncatan) dari proses perubahan menuju ketajaman gambar
(fokus), maka kualitas dari teropong binokular secara keseluruhan tentu dipertanyakan. Roda
fokus tidak boleh keras kalau diputar serta harus memiliki permukaan tidak
licin (nonslip) , sehingga ujung jari
memberikan umpan balik yang tepat atas informasi yang diberikan oleh otak. Roda
fokus juga harus cukup besar dan menjorok keluar sehingga mudah diraih oleh
jari-jari walaupun menggunakan sarung tangan.
b. Mekanisme
Pemfokusan
Kebanyakan teropong menggunakan gigi fokus
dengan kecepatan tetap, disamping ada sebagian kecil binokuler yang mempunyai
gigi fokus dengan kecepatan berbeda pada ujung-ujung pemfokusannya, tapi ini
sangat tidak umum dijumpai.
c. Gigi fokus
dengan rasio tinggi
Teropong dengan Gigi fokus dengan rasio tinggi mempunyai rentang putaran roda yang
kurang dari 360o untuk fokus jarak terdekat ke fokus jarak terjauh.
Keuntungan binokuler jenis ini adalah proses pemfokusan lebih cepat, karena
rentang putaran roda kurang dari 360o . Ini berguna dalam situasi
yang memerlukan perubahan fokus yang cepat misalnya waktu melihat burung dalam
jumlah banyak dalam jarak yang berbeda di pantai atau di danau. Kekurangannya
adalah teropong binokular ini adalah lebih sulit untuk mengontrol jari saat memutar roda dan
berhenti pada saat yang tepat dalam mendapatkan bayangan yang tajam.
d. Gigi fokus
dengan rasio rendah
Teropong binokuler dengan rasio gigi rendah mempunyai
rentang putaran roda yang lebih dari 360o untuk fokus jarak terdekat
ke fokus jarak terjauh. Kelebihan dari teropong binokuler ini adalah jari-jari lebih
mudah menemukan titik fokus yang tepat (penyesuaian mikro) sehingga
menghasilkan gambar yang tajam, tanpa harus bolak-balik memutar roda fokus
utama. Ini berguna untuk mengamati
burung yang sedang terbang sendirian, atau yang sedang hinggap di pohon
atau ditanah. Kekurangannya tentu saja proses pemfokusan jadi lambat karena
harus memutar roda dalam rentang sudut putaran yang cukup besar.
e. Gigi fokus
dengan rasio medium(menengah)
Teropong binokuler dengan rasio gigi rendah mempunyai
rentang putaran roda antara satu setengah sampai dua putaran untuk fokus jarak
terdekat ke fokus jarak terjauh. Ini adalah binokuler yang terbanyak dipilih
oleh para pengamat burung, karena tidak terlalu sulit untuk mendapatkan fokus
yang tepat dan tidak terlalu lama untuk memfokuskan benda pada jarak yang
berbeda.
f. Fokus
tetap (Fixed Focus)
Teropong dengan fokus tetap (yang kadang-kadang
keliru disebut sebagai teropong auto focus, atau kadang-kadang sedikit lebih
tepat disebut sebagai teropong focus free atau selalu fokus, memiliki field of
view yang sangat besar. Pengaturan fokus hanya diperlukan sekali saja,
selanjutnya bisa digunakan sampai jarak jauh tak berhingga.Keuntungan dari teropong binokuler ini adalah, tidak perlu repot-repot lagi mengatur fokus untuk setiap
pengamatan pada jarak yang berbeda. Kekurangannya pengamatan yang didapat tidak
akan sejelas apabila memakai teropong binokuler biasa.
Ukuran
dan Berat Teropong binokuler untuk Pengamat Burung
1. Teropong binokuler
Compact/Ringan
Teropong binokuler ini adalah teropong yang dirancang untuk
berat dan ukuran yang kecil digolongkan sebagai Binokuler Prisma Porro Terbalik. Kebanyakan jenis teropong binokuler ini memiliki lensa obyektif antara 25mm sampai
28mm. Kelebihan dari sebuah teropong binokuler ringan dan kompak adalah jauh lebih mudah
untuk membawa sepanjang hari karena ukuran yang kecil dan ringan. Teropong binokuler yang
berukuran kecil dan ringan bisa dibawa kapan saja dan tidak membutuhkan tempat
khusus, cukup dikantongi saja, sehingga kapanpun burung mungkin terlihat,pengamat burung bisa segera menggunakannya. Kelemahan teropong binokuler jenis ini adalah lensa objektif yang lebih kecil, sehingga tidak dapat mengumpulkan cahaya sebanyak teropong binokuler dengan lensa yang lebih besar, sehingga tidak bisa menghasilkan
gambar yang lebih cerah terutama dalam kondisi cahaya yang redup.
2. Teropong Binokuler Standar
(full size binoculars)
Teropong Binokuler
Standar (full size binoculars)adalah teropong binokuler yang paling umum digunakan, digolongkan sebagai
Binokuler Prisma Porro(
www.tanyaprmu.wordpresscom), memiliki lensa obyektif antara sekitar 42mm. Teropong ini lebih besar dan
lebih berat (kurang lebih 1 kg) dan mungkin lebih sulit untuk membawanya, tidak
bisa dimasukkan ke dalam kantong karena ukurannya yang relatif besar. Tapi bagi
sebagian pengamat burung ini bukan masalah karena binokuler ini jauh lebih baik
dari
Binokuler Compact. Kelebihan-kelebihan
tersebut adalah:
a. Gambar
yang dihasilkan cukup terang.
Semua teropong 8X42
mempunyai exit pupil 5.25mm (42mm / 8
= 5.25mm). Exit pupil adalah
diameter kerucut cahaya yang keluar dari lensa okuler (eyepieces) dan memasuki mata melalui pipul mata. Karena ukuran fokus lensa objektif lebih besar, maka
diameter kerucut cahaya (exit pupil)yang
dihasilkan akan lebih besar pula. Ini menyebabkan cahaya yang masuk ke dalam
mata lebih banyak, sehingga gambar yang terlihat lebih terang, terutama pada
waktu senja dan malam hari. Rata-rata pupil mata
orang berusia muda melebar menjadi
sekitar 7mm dalam kegelapan. Seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan pupil
mata untuk membesar secara bertahap berkurang, sehingga dengan exit pupil 5.25mm dapat meloloskan semua
cahaya yang datang dari lensa okuler ke dalam mata.Oleh ukuran lensa objektif
42 mm cocok untuk semua usia maupun kundisi cahaya, serta kompromi yang
tepat antara kecerahan gambar yang didapat dengan berat teropong binokuler. Di siang hari, pupil mata berkontraksi
sekitar 3mm, sebagian besar kerucut cahaya yang keluar dari teropong akan jatuh
di luar pupil dan tidak masuk ke mata.
Itulah sebabnya teropong binokuler dengan exit
pupil yang besar tidak selalu memberikan gambar yang cerah.
b. Mudah
digunakan.
Sebuah teropong binokuler dengan exit pupil yang lebih besar dari pupil mata kadang-kadang berguna,
karena lebih mudah untuk memposisikan pupil mata terhadap kerucut cahaya yang
keluar dari lensa okuler. Ini sangat membantu untuk meminimalisasi tangan
gemetar atau pada platform yang bergerak seperti perahu dan mobil .
c. Resolusi
gambar lebih besar.
Pada dua buah teropong binokuler dengan
spesifikasi yang sama, maka teropong binokuler dengan lensa objektif yang lebih besar
akan memberikan tingkat kecerahan yang lebih tinggi, tapi ini menyebabkan
ukuran dan berat teropong binokuler bertambah. Berapa banyak resolusi yang dibutuhkan
tergantung pada seberapa kali perbesaran sebuah teropong binokuler. Untuk teropong binokuler dengan perbesaran
8x atau 10x, lensa objektif dengan fokus 42mm memberikan resolusi yang tinggi dan tidak
melampaui kemampuan mata untuk melihatnya. Alasan beberapa orang untuk memilih
lensa objektif yang lebih besar lagi untuk meningkatkan resolusi tidak tepat,
kecuali untuk penggunaan khusus di malam hari yang miskin cahaya atau untuk
keperluan teropong bintang.
d. Handling
dengan menggunalan tangan lebih mudah dan stabil.
Teropong binokular yang berat (selama tangan masih enak dipegang dengan tangan)
lebih stabil terhadap gerakan dibanding dengan teropong binokuler yang kecil dan ringan.
3. Teropong binokuler
ukuran sedang
Teropong binokuler ukuran sedang biasanya dirancang dengan
teknologi prisma roof sehingga
digolongkan sebagai Binokuler Prisma Roof (www.tanyaprmu.wordpress.com). Untuk sebagian orang teropong
binokuler ini merupakan kompromi yang ideal antara berat
teropong dengan kualitas gambar yang dihasilkan. Teropong binokuler jenis ini memiliki ukuran
lensa objektif sekitar 32mm, menjadikan teropong ini mempunyai ukuran dan yang
tidak sebesar teropong
binokuler standar tapi memiliki perbesaran yang cukup untuk
melihat objek dari berbagai kebutuhan dan kondisi cahaya. Desain yang kompak dan presisi ini menyebabkan harga teropong
binokuler prisma roof lebih mahal dibanding
prisma porro (teropong binokuler standar). Kelebihan lain dari teropong
binokuler prisma roof adalah tahan air karena menggunakan sistem pemfokusan internal.
Eye relief atau jarak lensa
okuler ke bola mata
Hal ini sangat penting bagi pengamat burung yang
menggunakan kacamata dan ingin tetap memakainya sewaktu menggunakan teropong.
Pada dasarnya eye relief yang tepat,
memberikan area pandang yang lebih besar,oleh karena itu pengaturan eyecups
pada teropong dapat digunakan untuk memastikan bahwa mata berada pada jarak
yang benar dari teropong binokuler.Tetapi pada pengamat yang berkacamata, mereka tidak
bisa mendekatkan mata pada lensa, sehingga diperlukan pengaturan eyecups yang berbeda untuk memastikan
bahwa mata telah berada pada jarak yang benar. Jadi untuk pemakai kacamata
harus mencari teropong dengan eye relief kira-kira
15 mm untuk melihat gambar secara sempurna. Kekurangan teropong binokuler dengan eye relief yang besar adalah
berkurangnya ukuran field of view
dari teropong binokular.
Eyecups adalah bagian dari teropong binokuler yang terdapat pada lensa okuler yang
berguna untuk mengatur panjang eye relief
sebuah teropong binokuler. Eyecups juga berguna untuk menahan cahaya yang masuk dari
samping lensa okuler yang bisa mengganggu pengamatan. Eyecups ada yang terbuat
dari karet dan dapat menggulung ke bawah. Kalau pengamat menggunakan kacamata maka karet eyecups harus
digulung ke bawah. Kekurangan eyecups jenis ini adalah mudah robek karena
terlalu sering digulung ke bawah dan dinaikkan ke atas. Eyecups jenis lain
adalah Eyecups jenis yang digeser-geser, namun kelemahannya adalah sulit untuk stabil di tempat. Eyecups jenis ketiga adalah Eyecups yang memutar naik turun, inilah
eyecups yang paling banyak digunakan pada teropong binokuler karena paling bagus
dibandingkan yang dua di atas.
Anti-kabut
dan Anti-air
Teropong binokuler yang paling banyak dicari adalah teropong binokuler yang bisa bertahan jika dipakai pada kelembaban tinggi bahkan untuk
berhujan-hujan. Teropong binokuler ini yang disegel dengan baik bahkan dengan segel
o-ring akan mencegah uap air, debu dan kotoran memasuki bagian dalam dari teropong binokuler. Semua udara internal teropong binokuler ini telah diganti
dengan gas kering yang akan melindungi bagian dalam teropong binokuler jamur atau
korosi.
Lapisan
antipantul/ antirefleksi
Kebanyakan teropong binokuler yang diproduksi saat ini
sudah dilengkapi dengan dengan semacam pelapis anti-reflektif pada lensa yang
membantu transmisi cahaya. Lapisan anti-reflektif memberikan perbedaan yang
sangat besar pada kecerahan gambar yang dihasilkan. Sering terjadi pada teropong binokuler dengan lensa objektif lebih kecil tapi dengan kualitas lapisan anti-refleksi tinggi,
dapat mengungguli teropong binokuler dengan lensa objektif jauh lebih besar tetapi dengan
pelapis lensa berkualitas rendah atau tanpa pelapis sama sekali.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas perhatikan
tabel di bawah ini,
Jenis binokuler
|
Tiap satu permukaan lensa
|
10 permukaan lensa dan prisma
|
Tanpa pelapis
|
96 %
|
66%
|
Single layer coating
|
98,5%
|
86%
|
Multi layer coating
|
99,5%
|
95%
|
"Coated
(Dilapisi)" berarti teropong binokuler mempunyai lapisan tunggal antirefleksi pada beberapa elemen lensa saja biasanya pada
lensa luar saja yang terlihat oleh pembeli. "Full Coated (Sepenuhnya
Dilapisi)" berarti bahwa permukaan lensa ataupun prisma telah dilapisi,
ini adalah teropong binokuler yang berkulitas bagus. "Multi-Coated" berarti bahwa semua
lensa dan prisma sudah dilapisi dan setidaknya beberapa permukaan lensa (sekali
lagi, biasanya yang pertama dan terakhir) memiliki
beberapa lapisan antirefleksi. Sebuah lapisan multilayer bisa mengurangi
cahaya yang dipantulkan, yang tidak dapat dihilangkan dengan lapisan
single-layer, serta meningkatkan transmisi cahaya. Teropong binokuler ini adalah
binokuler berkualitas tinggi dan biasanya mahal harganya. Yang paling bagas adalah "Fully Multi-Coated" berarti bahwa semua permukaan lensa dan
prisma telah dilapisi beberapa lapisan pelapis antireflesi, dan inilah teropong binokuler yang paling diinginkan oleh setiap pengamat burung. Binokuler ini
sangat jarang ada di pasaran, karena harganya yang sangat mahal untuk ukuran
sebuah teropong.
Ditulis oleh Drs. Mahdia, Apt
Dari berbagai sumber